Abraham Lincoln
Abraham Lincoln, Presiden ke-16 Amerika Serikat lahir di sebuah peternakan di Hardin County, Kentucky pada tahun 1809. Masa kecilnya terbilang keras, karena pada musim panas tahun 1818, wabah penyakit susu melanda wilayah tempat tinggalnya hingga merenggut nyawa paman dan bibi ibunya, Nancy Hanks Lincoln, sebelum kemudian sang ibu pun menyusul meninggal dunia. 2 tahun kemudian ayahnya menikah lagi dengan seorang janda, Sarah Bush Johnston, yang berperan besar dalam kehidupan Abraham. Meskipun pendidikannya terbatas hanya pada beberapa bulan di sekolah yang hanya punya 1 guru, Lincoln rajin membaca buku-buku seperti Alkitab, Pilgrim's Progress, dan Weemss Life of Washington.
Pada 1847, ia terpilih menjadi anggota U.S. House of Representatives dan terkenal karena menentang Perang Meksiko dan perbudakan. Pada tahun 1856, Lincoln mencalonkan diri untuk Senat AS, tapi ia belum berhasil. Pada bulan Juli 1856, Lincoln yang merupakan seorang Republikan dinominasikan sebagai presiden pada pemungutan suara ketiga di konvensi di Chicago, dan kali ini beliau sukses memenangi perolehan suara. Lincoln tiba di Washington untuk diambil sumpahnya sebagai presiden negara ke-16 pada 4 Maret 1861. Dalam pidato pertama pelantikannya, Lincoln mencoba membujuk kembali negara-negara bagian Selatan untuk bergabung ke Union, tapi setelah pemboman dari Fort Sumter pada April 12 beliau menyerukan 75.000 relawan untuk menekan "pemberontakan". Lincoln melayangkan panggilan pada Kongres untuk bertemu pada tanggal 4 Juli 1861. Sejak saat itu sejarah pemerintahan Lincoln terus sejalan dengan Perang Sipil.
Sebagai panglima tertinggi, Lincoln menunjukkan bakat yang mengejutkan dalam merancang strategi militer. Disamping masalah kenegaraan, Lincoln juga mengalami banyak tekanan dalam rumah tangganya. Putranya, Willie, meninggal pada tahun 1862 dalam usia 12 tahun. Tapi dia adalah seorang pemimpin yang luar biasa, teguh dalam tujuannya untuk mengembalikan dan melestarikan Union, dan juga dikenal akan kepiawaiannya sebagai pembicara publik. Lincoln pun juga menunjukkan pemahaman yang mengagumkan tentang urusan luar negeri, dengan cerdik beliau dapat menghindari perang dengan Inggris Raya di Trent Affair dan memenangkan goodwill Eropa dengan Emancipation Proclamation-nya. Mengenai urusan dalam negeri, Homestead Act tahun 1862 adalah prestasi yang paling menonjol dari masa pemerintahannya, hingga berujung pada tanggal 9 April 1865, ketika Perang Sipil berakhir.
Karakter Lincoln yang luwes dan cinta kemanusiaan ditunjukkan melalui kebijakan rekonsiliasi dengan Korea Selatan, seperti yang diungkapkan dalam pidato pelantikannya yang kedua, pada tanggal 4 Maret 1865, di mana beliau berbicara tentang "tidak ada kekejaman bagi siapapun" dan "kasih sayang untuk semua." Kematian Lincoln beberapa minggu kemudian, pada tanggal 15 April 1865, tidak hanya menghentikan kehidupan seorang pria, tapi juga menghentikan sementara penyatuan Amerika Serikat.