Detail Berita

Fenomena La Nina

La Nina adalah fenomena alam yang menyebabkan udara terasa lebih dingin atau mengalami curah hujan yang lebih tinggi. La Nina menjadi salah satu faktor yang menyebabkan musim hujan di Indonesia terjadi, selain angin muson. Nama La Nina diambil dari bahasa Spanyol yang berarti gadis kecil. Fenomena ini merupakan kebalikan dari fenomena El Nino yang menyebabkan panas di Indonesia.

Fenomena La Nina bisa diukur dan di kelompokkan menjadi beberapa macam. Dua cara yang bisa digunakan untuk mengukur La Nina adalah dengan sea surface temperature (SST) dan southern oscillation index (SOI).  Pembagian pertama dengan cara SST akan mengelompokkan fenomena ini sebagai berikut: 

  • La Nina lemah, jika SST bernilai lebih besar dari -0,5 dan berlangsung selama 3 bulan berturut-turut.

  •  La Nina sedang, jika SST menunjukkan nilai -0,5 sampai -1 dan berlangsung minimal tiga bulan berturut-turut. 

  • La Nina kuat, jika nilai SST lebih kecil dari -1 selama setidaknya tiga bulan berturut-turut. Cara kedua adalah dengan SOI. SOI mencatat perbedaan tekanan udara permukaan di daerah Pasifik Timur dengan tekanan udara permukaan daerah Indo-Australia.

Cara ini bisa mengukur La Nina dan El Nino sekaligus tergantung hasil perhitungannya. SOI diukur lebih lama dari SST, SOI diukur selama enam bulan. Jika angkanya +5 sampai +10 maka tahun tersebut akan disebut dengan tahun La Nina.

Dampak La Nina terhadap Indonesia

La Nina menyebabkan curah hujan di Indonesia meningkat. Seberapa dahsyat dampaknya bergantung dari derajat fenomena itu, apakah lemah, sedang, atau berat. Pada kondisi berat, fenomena ini bisa memicu berbagai bencana alam seperti banjir, banjir bandang, dan longsor. Maka dari itu, masyarakat perlu lebih waspada jika La Nina terjadi. Namun, perlu diketahui bahwa fenomena ini mungkin tidak terjadi di semua bagian di Indonesia. Biasanya kejadian ini hanya akan berdampak pada beberapa wilayah saja.

Berita Lain